Sunday, December 22, 2019

Bank Nasional Indonesia Membantu Ekosistem Digital Nelayan

Keceriaan terpancar dari wajah para nelayan di Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Bagaimana tidak bahagia, kali ini mereka menjadi pusat perhatian tiga pihak, selain berkolaborasi satu sama lain, yaitu Kementerian Koordinasi Maritim, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), serta berita perusahaan ciptaan yang didedikasikan untuk bidang penangkapan ikan.

Ketiga pihak bekerja sama untuk memudahkan para nelayan Sukabumi untuk menangkap ikan berkat aplikasi yang disediakan oleh Fish On. Nelayan juga dibantu untuk memfasilitasi akses ke modal melalui BNI Mobile Banking sehingga bisnis perikanan mereka terus berkembang dan berkembang.

Semua upaya ini diformalkan secara seremonial oleh peresmian Tempat Pelelangan Ikan Online (TPI) dan Gerai Fishmart di desa Ciwaru, Kecamatan Langit, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu 20 Juli 2019.

Pada kesempatan ini, Menteri Koordinasi Urusan Maritim, Luhut B Pandjaitan, general manager dari divisi Small Business 2 Bisnis BNI Bambang Setyatmojo, CEO BNI Wilayah Bandung Haris A Handoko, general manager FishOn Fajar Widisasono, serta lebih dari 200 nelayan

Program ini merupakan kelanjutan dari pembentukan ekosistem perikanan digital yang sebelumnya telah dicapai menggunakan aplikasi Fish On. Aplikasi ini memudahkan nelayan mencari ikan, menjual hasil tangkapannya dan memenuhi kebutuhan nelayan.

Sejak diluncurkan pada April 2019, saat ini ada 215 nelayan yang terdaftar di desa Ciwaru yang menjadi anggota program ini. Selama 3 (tiga) bulan, para nelayan di desa Ciwaru mencoba layanan aplikasi FishOn. Salah satu fitur unggulan dari aplikasi ini adalah untuk mengetahui secara tepat posisi ikan di tengah laut. Menurut salah satu ketua asosiasi nelayan, Atin Bongsang, terjadi peningkatan tangkapan nelayan dari 15 menjadi 20 tahun. kg per hari sebelumnya, rata-rata 80 hingga 150 kg per hari per nelayan.

Diharapkan bahwa peluncuran program ini akan memperkaya ekosistem digital yang dapat membantu nelayan meningkatkan standar hidup dan produktivitas mereka. Seluruh ekosistem digital harus membantu nelayan menemukan ikan dengan mudah, dengan menyediakan proses mini sehingga hasil tangkapan dapat disimpan lebih lama dan lebih segar, dan pasar untuk menjual hasil tangkapan melalui TPI Online dan Kebutuhan nelayan dalam memancing melalui Fishmart Outlet, serta bantuan kepada nelayan. .

Peran BNI dalam gerakan ini adalah untuk menjamin akses nelayan yang mudah dan murah ke bank, disertai dengan bantuan kepada nelayan. Setelah kembali dari memancing, para nelayan pasti akan memiliki tempat untuk menjual hasil tangkapan mereka melalui TPI Online yang dapat menghubungkan nelayan dengan pembeli dan semua telah menggunakan akun BNI untuk melakukan transaksi.

BNI juga melengkapi Outlet Fish Mart dengan layanan Agen atau Agen46 Lakupandai BNI. Kehadiran Agen46 harus lebih meningkatkan pendidikan keuangan masyarakat Ciwaru. Layanan yang disediakan oleh Agen46 termasuk membuka rekening, penarikan, setoran, transfer, berbagai pembayaran untuk layanan masyarakat, dll.

Bambang Setyatmojo mengatakan bahwa dimulainya kerja sama melalui kerja sama dengan FishOn adalah bentuk kontribusi BNI Poin Plus untuk kesejahteraan nelayan, melalui penyediaan akses perbankan yang mudah dan ekonomis di sektor kelautan .

Gerakan ini harus menjadi salah satu program dukungan pemerintah yang bertujuan meningkatkan produktivitas nelayan, distribusi pendapatan, dan pengurangan kemiskinan.

Dalam acara ini, BNI memberikan bantuan CSR dalam bentuk 1 (satu) unit ambulans dan 1 (satu) unit pelatih memancing 5 GT kepada kepala komunitas nelayan Ciwaru. Pada kesempatan ini, penyaluran kredit usaha (KUR) kepada nelayan juga dilakukan, KUR meningkatkan portofolio penyaluran KUR BNI pada tahun 2019, dimana hingga 30 Juni 2019 KUR yang disalurkan oleh BNI mencapai Rp9, 37. miliar yang mencapai 109.020 penerima KUR di seluruh Indonesia.

Selain itu, distribusi ini juga menambah portofolio BNI di sektor maritim yang saat ini telah mencapai lebih dari 16 triliun rupee.